NIKMAT
YANG TERLUPA
By :
Tifa Tour, S. Psi

Bersyukur
, tentu kita semua sudah tahu akan keharusan kita sebagai manusia
kepada Sang Pencipta untuk mensyukuri setiap nikmat-Nya . Dan mungkin
sering terucap lewat bibir kita ucapan rasa syukur itu. Tapi
sungguhkah kita bisa memaknainya dalam kehidupan ? Sungguh itu tidak
mudah walaupun terkesan sangat simpel.
Bersyukur
menjadi sesuatu yang tidak mudah karena nikmat-Nya sungguh tak
terukur besarnya dan tak mampu kita sebagai manusia untuk
menghitungnya. Bahkan mungkin kita tidak pernah menyadarinya.
Kenyataannya, kita justru terfokus pada hal-hal yang belum bisa kita
capai dan meratapi ketidakmampuan serta kegagalan kita. Kita terfokus
pada masalah dan musibah yang menimpa kita. Tapi tahukah kita, bahwa
Allah memberikan kita masalah dan musibah sebenarnya ada rahmat
didalamnya yang kita belum tahu maknanya untuk apa. Dan kesemuanya
itu menjadi kita terlupa untuk bersyukur. Walaupun di bibir terucap
rasa syukur, tapi mungkin hati masih belum bisa ikhlas.
Terkadang
kita terlupa akan nikmat berupa kesehatan dan waktu. Rasulullah
bersabda, “Ada dua kenikmatan, banyak manusia menjadi merugi
gara-gara dua kenikmatan ini, yaitu; nikmat kesehatan dan nikmat
waktu luang.” (H.R. Bukhari)
. Terkadang kita lupa setiap nafas yang kita hela ada nikmat luar
biasa disana. Kita bisa bangun di pagi hari, menjalankan aktivitas
selama seharian sampai tidur lagi dengan lancar. Kita diperjalanan
keluar dari rumah hingga sampai pulang kerumah dengan selamat.
Sungguh jika kita hitung secara matematis, akan habis waktu dan
tenaga untuk nikmat yang diberikan Allah kepada kita.
MasyaAllah…….
Tentang
waktu, kita bahkan tak sempat menyadari, di titik usia saat ini, apa
saja yang sudah kita manfaatkan dengan nikmat yang Allah berikan ini
untuk kita. Ya Allah….ampuni hamba-Mu ini Ya Allah….Tetesan air
mata ini takkan mampu menebus semua waktu yang terbuang sia-sia.
Masyaallah…
terlalu banyak nikmat yang tidak mampu kita runut satu persatu,
Semuanya harus saya syukuri. Kita manusia biasa yang tidak pernah
puas. Semoga rasa tidak pernah puas itu akan selalu mengantarkan kita
untuk senantiasa berbuat lebih baik, berusaha lebih kuat, dan tawakal
kepada Allah. Meski bagaimana pun, kita harus meyakini bahwa apa-apa
yang dianugerahkan kepada kita adalah yang terbaik untuk kita. Apapun
itu. Mudah-mudahan kita termemotivasi untuk senantiasa mensyukuri
semua nikmat Allah dengan syukur yang sedalam-dalamnya. Amin.
Terkadang
jika kita tertimpa kesulitan kita sering mengeluh, padahal diluar itu
semua nikmat yang sudah kita dapat sungguh sangat berlebihan jika
dibandingkan dengan ujian dan musibah yang “ hanya kadang-kadang “
kita terima saat ini . Tapi kita terlupa untuk mensyukurinya. Dengan
adnya ujian hidup biasanya kita semakin mendekatkan diri kepada-Nya.
Itulah cara Allah berkomunikasi dengan makhluknya. Mungkin dengan
ujian dan cobaan Allah rindu dengan doa-doa kita, rindu tangisan
harapan kita, rindu dengan keihklasan kita. Sungguh sejatinya dengan
ujian dan kesulitan pun ada rahmat dan nikmat didalamnya seandainya
kita mendarinya. MasyaAllah……
FABIAYYI
ALAA ‘IRAABIKUMAA TUKADZDZIBAANN (maka nikmat Tuhan manakah yang
kamu dustakan). Tiga puluh ayat dalam surat Ar Rahman memiliki
kalimat ini; maka nikmat Tuhan manakah yang kamu dustakan? Berulang,
Allah memberi peringatan kepada kita; maka nikmat Tuhan manakah yang
kamu dustakan?
Melalui
surat ini Allah seolah memberi sinyal kepada kita akan sifat kita
yang pelupa,
kufur nikmat,
dan tidak mau
berfikir. Ya, tiga
hal itu yang ada dibenak saya (semoga Allah mengampuni kesalahanku)
ketika ayat demi ayat dibaca. Amin.
Semoga
kita menjadi manusia yang pandai bersyukur dan ikhlas. Memang tidak
mudah tapi kita harus berusaha.Hidup ini indah dan terlalu indah
untuk diburamkan dengan hal-hal yang belum kita dapatkan hingga saat
ini. Hidupku sungguh sempurna walaupun mungkin dimata orang lain aku
tidak sempurna.
“ Ya
Allah tolonglah kami untuk selalu ingat kepada Mu, untuk selalu
bersyukur kepada Mu, dan untuk selalu memperbaiki ibadat kepada Mu.”
Amin.