Tifa Tour Medan



Pesona Lighting Waterfall Curug Gondoriyo Tifa Tour Medan

gus Wahid United

SEBUAH destinasi wisata baru yang unik, berbeda dan
inovatif segera lahir dari Kota Semarang. Ya, destinasi Curug Gondoriyo
menawarkan sensasi berbeda dengan yang sudah ada sebelumnya.
Perpaduan air terjun, tata kelola lampu dan wisata
malam, dipastikan akan menarik minat pengunjung. Dan memang, curug setinggi 25
meter di Dusun Karang Joho, Kelurahan Gondoriyo di Ngaliyan ini memang berbeda.
Keberadaan lampu warna warni menyorot sisi dalam
air terjun, akan membuat mata jatuh cinta. Lensa kamerapun tak ikut berhenti
mengabadikannya.
Dikelola oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis)
Curug Gondoriyo Arifin, destinasi ini baru akan dibuka secara resmi pada
Februari mendatang. Pengelola saat ini masih mematangkan berbagai persiapan
serta story telling terkait spot di sekitar curug.
“Nanti akan kami buka untuk umum pada 9 Februari.
Ada dua jam kunjungan yakni pagi mulai jam 09.00-17.00 dan malam mulai
19.00-24.00,” terang Ketua Pokdarwis Curug Gondoriyo Arifin.
Dipastikan, dalam mengelola dan tata lahan,
pihaknya tidak akan mengubah estetika ataupun merusak alam. Dan sejak setahun
silam, pihaknya terus bahu membahu bersama warga dan pemerintah untuk
menyiapkan curug ini sebagai destinasi wisata unggulan di Kota Semarang.
Selain keindahan curug, di sisi kiri, pengunjung
juga akan menemui sebuah gua setinggi 10 meter dengan lebar 3 meter dan
kedalaman 2,5 meter. Di dalamnya terdapat sebuah batu yang mirip meja besar dan
patung mirip kepala primata.
Dimungkinkan, gua ini semacam tempat pertemuan
rahasia atau persembunyian sementara. Keberadaan batu seperti meja besar
menjadi penandanya.
Kabarnya di sisi kanan curug juga ada gua yang
hanya dapat dilihat secara mistis. Jadi, hanya mereka yang memiliki indra
keenam saja yang dapat melihat bentuknya, kalau aku sih hanya temannya Indra
hahaha.
Tidak hanya itu, ada pula batu tumpang yang meski
saling bertumpuk, namun batu yang atas tidak jatuh. Konon makhluk gaib penunggu
batu ini seringkali mengingatkan pengunjung atau warga yang melintas dan
memiliki niat buruk, agar mengurungkan niatnya.
“Konon ada gembala yang tidak tahu bahwa di
bawahnya ada jurang curug dan ia terus berjalan. Karena bisikan gaib, ia memang
terjatuh namun hanya tersangkut di akar rerumputan dan tidak terjerembab ke
dasar curug sehingga ia selamat. Jadi kalau ada sepasang muda mudi pengin
berniat burukpun, akan diingatkan lebih dulu,” imbuh Arifin.
Menariknya lagi, ada juga fosil kayu jati raksasa
sepanjang 25 meter yang berbentuk seperti saluran. Air yang mengalir kabarnya
dapat mengairi sawah seluas 50 ha. Saluran ini diberi nama Talang Londho.
gus Wahid United
Lebih dari itu, Pokdarwis juga telah menyiapkan
jembatan comblang yang dimasudkan agar pengunjung dapat lebih mesra kepada
pasangan maupun calon pasangannya. Layaknya Mak Comblang, para muda mudi yang
jomblo dapat menemukan jodohnya di sini, sedangkan bagi yang sudah berpasangan
dapat lebih mesra kepada pasangannya.
Di ujung jembatan bambu ini sudah disiapkan gembok
cinta untuk mengunci cinta masing-masing pasangan yang melintas di Jembatan
Comblang. Untuk selanjutnya, mereka dapat bersantai di gazebo yang diberi nama
Gubuk Patemon.
Ada juga pemandian Kali Anyes yang mata airnya
tidak pernah kering meski di musim kemarau sehingga sangat membantu kebutuhan
air warga sekitar. Lebih dari itu, air dari mata air ini sangat dingin layaknya
air es.
Konon bagi yang memiliki hasrat dan keinginan, dapat membasuh muka
atau mandi sekaligus memohon kepada Yang Maha Kuasa, niscaya akan dikabulkan. Benar
atau tidak, tentu saja itu kembali kepada pribadi masing-masing.
Dari sisi kuliner, pengunjung akan disuguhi nasi
bleduk. Makanan berbahan dasar nasi jagung ini akan disuguhkan bersama urap
sayuran serta ikan wader dan bacem tahu tempe.
Sedangkan wedang sinom merupakan air rebusan pucuk
daun asam yang diolah bersama gula jawa. Minuman ini dipercaya sangat baik
untuk kesehatan terutama untuk lambung.
gus Wahid United
Tertarik? Cobalah berkunjung ke sana dimana masing-masing
pengunjung cukup mengeluarkan ongkos tiket Rp10 ribu dengan fasilitas free
wedang sinom. Jam kunjungnya untuk siang adalah jam 09.00-17.00 dan untuk malam
hari mulai jam 19.00-22.00.
Untuk akses menuju ke Curug Gondoriyo, kita dapat
 mengambil rute dari Ngaliyan menuju kawasan BSB. Tepat sebelum LP
Kedungpane, langsung berbelok ke kanan menuju lokasi dengan kondisi jalan yang
sangat baik dan dapat dilalui kendaraan roda empat.

Pengunjung bahkan dapat langsung memarkirkan
kendaraannya di lokasi parkir tepat di atas curug 
dan tidak perlu berjalan jauh
untuk melihat keberadaan air terjun ini kok.

gus Wahid United
gus Wahid United

Baca juga:
– https://www.hidayah-art.com/2019/02/wisata-kekinian-di-air-terjun-gondoriyo.html
– https://www.doyanjalanjajan.com/2019/02/lighting-waterfall-di-curug-gondoriyo.html